Ini 10 Lokasi Wisata Paling Kondang di Kota Palembang
Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatera. Selain itu Palembang juga kaya akan peninggalan budaya dari masa Sriwijaya sampai kesultanan Palembang. Belum lagi warga pendatan Tionghoa dan Pendudukan Belanda yang turut memperkaya kasanah budaya. Maka wajar jika Palembang punya pariwisata yang cukup bagus dan ramai.
Jadi bukan hanya pempek saja yang terkenal, beberapa tempat wisata di Palembang juga cukup populer. Apa saja pariwisata paling kondang di Kota Palembang itu? Ini dia daftarnya.
Jembatan Ampera dan Sungai Musi
Jembatan Ampera dan Sungai Musi via wisatadiindonesia.com |
Wisata ke Palembang hampir nggak mungkin melewatkan tempat yang satu ini. Soalnya Jembatan Ampera telah lama menjadi ikon Kota Palembang. Dibangun pada tahun 1962, Jembatan sepanjang 224 meter ini menjadi penghubung antara seberang Ulu dan Ilir Palembang yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Mungkin di siang hari Jembatan Ampera terlihat biasa saja, tapi di malam hari jembatan ini terlihat megah dan cantik dengan lampu warna-warni yang cantik. Karenanya Jembatan Ampera menjadi tujuan wisata favorit, terutama para pemburu spot selfie.
Selain jembatan, besarnya Sungai Musi juka daya tarik tersendiri. Kamu bisa berkeliling sungai dengan menyewa kapal. Di sekitar Sungai Musi atau puluhan meter dari Jembatan Ampera ada pusat perbelanjaan dan kuliner, kamu bisa membeli souvenir dan makanan khas Palembang di sana.
Pulau Kemaro
Pulau Kemaro via pegipegi.com |
Masih di sekitar Sungai Musi 6 km dari Jembatan Ampera, ada sebuah pulau kecil di tengah-tengah sungai. Tempat yang dinamakan Pulau Kemaro itu cukup indah dan spesial karena terdapat Pagoda yang tinggi dan patung Budha emas. Ada juga wihara yang masih aktif menjadi tempat persembahyangan umat Budha.
Salah satu yang menjadi daya tarik pulau ini karena ada legenda yang dipercaya masyarakat sekitar, yakni kisah cinta tragis putri Palembang dengan seorang anak raja dari negeri Tiongkok. Mereka tenggelam di Sungai Musi sekitar pulau.
Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho via simas.kemenag.go.id |
Sesuai dengan namanya, masjid ini dibangun untuk menghormati tokoh Tionghoa ternama Laksamana Cheng Ho yang juga menjadi pendakwah di Nusantara. Masjid ini punya daya tarik karena arsitekturnya yang menggabungkan gaya Timur Tengah dengan Tiongkok. Nuansa Tionghoa itu bisa kamu lihat dari menaranya yang menyerupai pagoda.
Masjid Agung Sultan Badaruddin
Masjid Agung Sultan Badaruddin via bujangmasjid.blogspot.com |
Inilah masjid terbesar di Sumatera Selatan dan dianggap salah satu yang masjid utama regional ASEAN. Masjid yang sering disebut Masjid Agung Palembang ini juga punya nilai sejarah yang tinggi, dibangun oleh Sultan Badaruddin 1 pada abad 18.
Selain kemegahan bangunan, salah satu daya pikat Masjid Agung Palembang adalah arsitekturnya yang menggabungkan arsitektur nusantara, Eropa, dan Tiongkok. Sebagai wisata religi umat muslim, masjid ini banyak dipuji pengunjungnya karena menghadirkan penghayatan spritiual yang mendalam.
Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak via haluannews.com |
Benteng yang berada di dekat Sungai Musi tentunya bukan bangunan biasa karena memuat sejarah Palembang. Benteng yang masih berdiri kokoh ini menjadi saksi dari kekuatan militer Kerajaan Palembang Darussalam untuk menahan gempuran Belanda.
Benten Kuto Besak kini menjadi lokasi wisata yang banyak dikunjungi, bukan hanya untuk melihat benteng, tapi juga untuk menikmati sajian kuliner yang lengkap, mulai dari lapak kecil sampai dengan restoran apung.
Bukit Siguntang
Bukit Siguntang via youtube.com |
Bukitnya memang tidak terlalu besar dan tinggi, namun suasananya sangat tenang dan punya pemandangan yang cukup bagus. Selaint itu tempat ini juga cukup bersejarah karena pernah menjadi tempat pertapaan agamawan Budha, dan juga area pemakaman para keluarga kerajaan Sriwijaya terdahulu.
Bukit Siguntang setinggi 30 meter dpl ini tidak jauh dari Sungai Musi, tepatnya ada di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I. Banyak pengunjung yang datang ke sana sekedar berziarah ke makam dan menenangkan diri.
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II via kgsismail7.blogspot.com |
Bagi kamu yang gemar dengan sejarah nusantara, wajib untuk mengunjungi museum ini jika ingin belajar lebih banyak tentang sejarah Palembang. Nama museum ini diambil dari nama Sultan yang dahulu dengan gigih beraani berperang melawan penjajahan Belanda.
Di dalam museum kamu akan menemukan sejumlah benda-benda peninggalan Kesultanan Palembang mulai dari bidang arkeologi, etnografi, biologi, dan seni.
Taman Kambang Iwak
Taman Kambang Iwak via zurrahmah.wordpress.com |
Taman ini di zaman dulu dibangun Belanda dan digunakan sebagai tempat olahraga oleh orang-orang Belanda. Taman ini selain dihiasi dengan tanaman dan pepohonan indah, terdapat juga danau buatan yang berfungsi untuk menampung air hujan.
Taman seluas 5 hekatar ini banyak ditambahkan fasilitas publik seperti taman bermain anak, hotspot untuk internet, dan juga keran-keran air minum. Banyak masyarakat sekitar yang mengunjungi Taman Kambang Iwak untuk rekreasi keluarga atau sekedar olahraga di sana.
Taman Hutan Punti Kayu
Taman Hutan Punti Kayu via palembanghistory.blogspot.com |
Tidak terlalu jauh dari pusat kota Palembang, kamu bisa menemukan tempat yang sangat asri di Taman Hutan Punti Kayu. Dengan konsep hutan wisata, tempat ini punya luas sekitar 50 hektar. Ada pepohonan yang lebat, kebun binatang, penangkaran buaya, tempat berenang, serta bermain perahu.
Bersama anak-anak kamu bisa melihat atraksi gajah atau belajar menunggang kuda. Taman Hutan Punti Kayu juga tercatat sebagai hutan pinus terbesar di Indonesia. Dengan harga tiket hanya 10.000 rupiah, kamu bisa mengunjungi taman hutan ini dari jam 9 pagi sampai sore.
Kampung Kapitan
Warga Tionghoa memang sudah menyatu dan turun temurun tinggal di Palembang semenjak berabad-abad yang lalu. Karenannya kamu akan banyak menemukan banyak unsur budaya Tionghoa di Palembang. Yang paling kental dan dikhususkan untuk wisata ada Kampung Kapitan namanya.
Kampung ini cukup besejarah, karena tempat ini adalah tempat tinggal pertama orang Tionghoa di Palembang pada masa penjajahan Belanda. Nilai seni dan budaya sangat ditonjolkan di sana. Bukan murni Tionghoa, tapi sudah bercampur dengan nilai budaya Palembang. Salah satu yang paling disukai adalah kuliner di Kampung Kapitan, bagaimana cita rasa masakan Tiongkok berpadu dengan masakan asli Palembang.